KOMPARASI



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Dalam menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada seseorang secara tertulis, seperti dalam buku dan karya ilmiah, kita perlu mengemas pesan tersebut dengan baik agar pesan atau informasi yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan jelas. Oleh karena itu, dalam menulis informasi tersebut diperlukan teknik menulis notasi ilmiah. Dalam penulisan karya ilmiah, pernyataan, teori, ataupun konsep yang kita gunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan karya ilmiah harus mencakup tiga hal, yaitu:
1.    Kutipan, yang terdiri dari kutipan langsung dan tidak langsung
2.    Catatan kaki, adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan
3.    Daftar pustaka, adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah disusun.

B.   Saran
1.      Untuk mahasiswa
Dengan mengetahui teknik menulis kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka, maka ketika menulis karya ilmiah kita dapat mengutip dengan benar, menulis catatan kaki dan daftar pustaka dengan benar. Selain itu, dengan melakukan tiga hal tersebut kita dapat menghargai hasil karya orang lain dengan tidak hanya menjiplak.

2.      Untuk penulis buku

Penulis buku juga harus mengetahui kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka yang sesuai dengan teknik penulisan notasi ilmiah. Jangan hanya asal menulis saja, tetapi harus memperhatikan tata cara penulisan notasi ilmiah, sehingga lebih jelas yang mana kutipan langsung dan tidak langsung, bagian mana yang dikutip, nama pengarang, judul buku, halaman yang dikutip, dan memperhatikan juga penulisan catatan kaki serta daftar pustaka.

Agar Mampu Menggunakan Bahasa Indonesia Dengan Baik Dan Benar



Faktor-faktor penunjang untuk menjadi pandai menulis :
  • Ragam Bahasa
  • Ejaan
  • Diksi
  • Kalimat
  • Alinea & Pengembangannya
  • Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah
  • Kerangka Karangan
  • Kutipan & Catatan kaki
  • Abstraksi & Daftar Pustaka
Tujuan
Agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Baik secara lisan dan terutama sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah.

Pertanyaan
Apakah dengan faktor-faktor di atas, tujuan dari faktor tersebut akan terpenuhi ?

Narasi:
Jika kita lihat dari teori faktor-faktor diatas dapat membuat kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi dalam penerapan kehidupan sehari-hari tidak 100% berhasil. Sebab dalam kehidupan sehari-hari hampir semua masyarakat menggunakan bahasa yang tidak baku, terutama dikalangan remaja. Di kalangan remaja lebih sering menggunakan bahasa tidak baku atau bahasa gaul. Secara tidak langsung mempengaruhi penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yang berdampak pada gaya hidup, seperti cara berpakaian, cara bertutur kata ataupun dalam bersikap. Gaya hidup yang mengarah pada eraglobalisasi dan modernisasi tersebut biasanya tampak terlihat pada kalangan masyarakat khususnya remaja yang berada pada jenjang pendidikan SMP sampai Perguruan Tinggi. Hanya karena ingin terlihat keren dan adanya pengakuan identitas anak gaul yang up to date. Hasilnya mahasiswa yang menjalani skripsi mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dikarenakan kebiasaan mereka menggunakan bahasa yang tidak benar dalam kehidupan sehari-hari. 

Alangkah baiknya, jika kita membiasakan diri untuk selalu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar terutama di kalangan pelajar secara intensif. Dengan begitu pelajar akan mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan terutama tulisan sebagai sarana pengungkapan gagasan ilmiah. Selain dari itu, Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional Negara kita. Yang digunakan sebagai sarana komunikasi antara suku yang ada di Indonesia untuk dapat berbagi informasi dan sebagai alat persatu bangsa dalam berbahasa.

Politik Upah Minimum




Oleh SURYA TJANDRA

Ketika Presiden Yudhoyono dikabarkan mengeluhkan kerasnya pelantang suara demonstrasi buruh yang dianggap mengganggu Istana, sesungguhnyayang terjadi tak lebih dari jeritan kaum buruh menuntut perhatian pemerintah untuk pemerataan kesejahteraan.
Kenaikan upah minimum pada tahun ini langsung tergerus kenaikan harga BBM yang memicu inflasi, ditambah lagi kenaikan beberapa harga komoditas. Badan Pusat Statistika menyatakan, meski nominal meningkat signifikan, upah riil buruh industry pada kuartal pertama 2013 justru turun 1,05 persen. Sementara itu, tingkat kesenjangan terus meningkat hingga 0,41 tanpa ada tanda-tanda pemerintah menaruh perhatian serius untuk mengatasinya secara sistematis.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat, seorang pengusaha, beberapa kali menyatakan bahwa pemerintah akan mengeluarkan instruksi presiden yang akan membatasi kenaikan upah minimum sebesar 20 persen terhadap upah minimum tahun berjalan. Isu kenaikan upah minimum bukan hal baru karena pada tahun 2006 sudah ada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket Kebijakan Pemulihan Iklim Investasi, yang antara lain memuat hal sama. Instruksi ini tidak efektif  karena ditolak buruh.
Sikap simpatik disampaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang juga berlatar belakang pengusaha, beliau menyatakan bahwa memang tuntutan buruh itu wajar, setidaknya untuk  DKI yang memang kebutuhan hidup sudah tinggi. Masalahnya, bagaimana menurunkan kebutuhan hidup layak (KHL) buruh agar upah minimum juga bisa ditekan. Menurut Basuki, dapat dilakukan dengan mengurangi pengeluaran buruh. Itulah alas an Pemerintah DKI menyelenggarakan program Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar agar sebagian pengeluaran warga DKI, termasuk buruh bisa dikurangi.
Selain itu, dengan menyediakan perumahan buruh yang dekat dengan tempat bekerja untuk menekan ongkos transportasi. Basuki menunjukkan pemahamannya yang mendalam, dengan tidak begitu saja menerima  atau menolak desakan buruh, tetapi memberi solusi yang bisa dilakukan melalui kekuasaan politik yang ia miliki. Solusi yang dipilihnya: memperkuat perlindungan social dengan pada saat sama menekan pengeluaran.
Pengalaman Brasil
Kebijakan kenaikan upah minimum dapat berdampak pada penurunan kesenjangan social di masyarakat. Strategi ini disebut dengan income-led growth strategy, strategi pertumbuhan dengan peningkatan pendapatan. Contoh paling nyata yang menerapkan strategi ini adalah Brasil pada era Presiden Lula da Silva. Meski tak bebas dari dampak krisis financial dan ekonomi, dengan strategi tersebut, Brasil berhasil menunjukkan kinerja yang memuaskan dari segi ekonomi ataupun pasar buruhnya.
Fokus utamanya pembangunan Negara kesejahteraan (sistem jaminan social), kebijakan menaikkan upah buruh, mendorong investasi pemerintah, dan perhatian baru pada kebijakan industri. Pada awalanya, pengusaha jelas keberatan, tetapi hanya dalam tempo dua tahun Lula berhasil meyakinkan mereka, bahkan organisasi pengusaha di Brasil setuju membuat perjanjian.
Pemerintah memilih industri manufaktur yang paling penting di Brasil, dalam arti mempekerjakan paling banyak buruh dan mampu mendorong pertumbuhan di sektor lainnya. Pajak produk industri  kemudian diturunkan sehingga harga produk murah, agar pengusaha dapat menaikkan upah buruhnya dengan pada saat sama juga mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja.
Membelanjakan Upah
Presiden Lula, berpidato mendorong rakyatnya membelanjakan upahnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestiknya, Program perlindungan sosial juga dikembangkan. Program Bolsa Familia (semacam bantuan tunai langsung tunai terarah) yang diberikan kepada perempuan dan untuk pendidikan anak-anak juga diperluas. Kebijakan mendoorong pertumbuhan dengan peningkatan pendapatan  sekaligus melindungi yang paling miskin. Presiden Lula dan penguatan pasar kerja dan ekonomi negeri itu.
Kebijakan inofatif seperti ini bisa diterapkan di Indonesia. Pengusaha sesungguhnya “tinggal apa kata peerintah, asal pemerintah tegas”. Selama semua dilakukan secara transparan dan masuk akal, buruh pun akan siapp bernegosiasi.

SURYA TJANDRA
Dosen Fakultas Hukum
Unika Atma Jaya, Jakarta



Referensi :
KOMPAS, RABU, 25 SEPTEMBER 2013

PERILAKU KONSUMEN PADA SUATU PRODUK


Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai perilaku konsumen terhadap suatu produk, alangkah baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan perilaku konsumen itu sendiri? Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen :
1.      Faktor Ekstern
Faktor yang berasal dari luar, meliputi ;
a)     Faktor social
b)     Faktor kultural
2.      Faktor Internal
Faktor yang berasal dari luar, meliputi ;
a)     Economic Situation
b)     Lifestyle
c)      Personality and Self Concept
d)     Age and Life Cycle Stage
e)     Occupation
3.      Faktor Psikologi
a)     Motivation
b)     Perception
c)      Learning
d)     Beliefs and Attitude

Berdasarkan dari data hasil pengamatan perilaku konsumen terhadap suatu produk “Teh  Botol SOSRO”, bahwasannya produk teh botol sosro memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan produk teh dalam kemasan baik dari segi factor psikologis (selera, motivasi konsumen menyukai dan memiliki produk ini disbanding produk lain), factor intern (seperti pendapatan, pekerjaan, yang mempengaruhi pembelian terhadap produk teh botol sosro selain selera) dan factor eksternal (budaya memulai produk dalam negeri atau produk lluar negeri, lingkungan sekitar, factor ikut-ikutan). Dari 90% responden menyukai teh botol sosro karena keunggulan produknya. 

Secara rinci dapat dilihat dari segi :

-          Faktor kehigienisan proses
-          Factor komposisi, misalkan dalam tingkat kemanisannya
-          Faktor kesegaran dan kehigienisan bahan baku
-          Factor kepemilikan berdasarkan Negara
-          Faktor merk (brand)
-          Faktor ke ekonomisan harga