Penderitaan
termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia
bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan
individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu peristiwa
yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan
bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit
bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan
kebahagiaan.
Akibat
penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu
penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena
itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.
Pengertian
Penderitaan
Penderitaan
dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin.
Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan.
Berbicara tentang
penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri
manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa
dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas
manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun
rasa selalu ingin dipuaskan.
Penderitaan
yang dialami manusia sangat berkaitan dengan ;
a. Rasa
takut
Rasa takut sebenarnya sudah
menyelinap dan datang menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu datang
menyerang. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan
rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin
manusia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang
itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat dibedakan atas dua
macam ,yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni adalah penyebab
yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan. Sedangkan penderitaan
yang tak murni adalah tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang
bersangkutan.
b.
Siksaan
Berbicara tentang siksaan, maka
terbayang pada ingatan kita tentang neraka, dosa dan akhirnya Firman Allah SWT.
dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al-Qur’an
terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al-Qur’an surat-surat lain
banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, makan
riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun
siksaan yang akan dibicarakan pada kali ini bukan siksaan yang dialami manusia
setelah didunia fana.
Berbicara tentang siksaan
terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan
bulu kuduk kita, siksaan itu berupa :
-
Siksaan bersifat Psikis
Siksaan yang sifatnya Psikis
misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan
diambil. Misalnya perasaan bimbang atau galau, yang berakibat seseorang berada
dalam keadaan yang tidak menentu. Sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya
saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama
dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan, dan begitu juga sebaliknya bagi
orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga
kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Selain dari rasa bimbang, setiap
orang pasti pernah mengalami kesepian. Kesepian yang dialami oleh seseorang
merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan
orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi
seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya
ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi.
Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.
Seperti halnya kebimbangan,
kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan
penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk
mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak
untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah
orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh
sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi
waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga
rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada
umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus,
ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu
sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian,
ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya
ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Banyak sebab yang menjadikan
seseorang merasa ketakutan, antara lain :
Claustrophobia dan
Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut
terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang
disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
Gamang
Gamang merupakan ketakutan
bila seseorang di tempat yang tinggi.
Kegelapan
Kegelapan merupakan suatu
ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti,
misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat
tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
Kesakitan
Kesakitan merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia
sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya. Disebabkan karena dalam pikirannya semuanya
akan menimbulkan kesakitan
Kegagalan
Kegagalan merupakan dari seseorang
disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan,
dengan kata lain putus asa atau pesimis . Seseorang yang patah hati tidak mudah
untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi
kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan
kalau sampai terulang lagi.
-
Siksaan bersifat Fisik
Siksaan yang sifatnya Fisik misalnya
penyakit, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
c.
Kekalutan Mental
-
Gejala Kekalutan Mental
·
Nampak pada jasmani yang sering merasakan
pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
·
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
-
Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
·
Nampak dalam gejala-gejala kehidupan si
penderita baik jasmani maupun rokhaninya
·
Usaha mempertahankan diri dengan cam negatif,
yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang
tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas
memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan. Kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
-
Sebab-sebab Kekalutan Mental
·
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempuma.
·
Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma
berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat.
-
Proses-proses Kekalutan Mental
·
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami
dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya
melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan
mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun
melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
·
Negatif : trauma yang dialami diperlannkan atau
diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
-
Bentuk frustasi antara lain :
Agresi berupa kemarahan
yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat
mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang
dapat membahayakan orang sekitamya.
Regresi adalah kembali
pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya
dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
Fiksasi adalah peletakan
atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
Proyeksi merupakan usaha
melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif
pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai
yang terjungkit.
Identifikasi adalah
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam
kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal
harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
Narsisme adalah self love
yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior
daripada orang lain.
Autisme adalah gejala
menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang
lain, is puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang
sinting.
d.
Sebab-sebab Timbulnya Penderitaan
-
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk
manusia.
-
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan
/ azab Tuhan.
Study Kasus :
Di Indonesia Memang banyak sekali penderitaan
yang tidak berprikemanusiaan lagi karna ada nya pemerkosaan, kekerasan dan
tindak perampokan maka dari itu pederitaan yang banyak sekali terjadi dan
menyiksa orang yang tidak kuat akan penderitaan. manusia itu akan nekat untuk
mengakhiri hidupnya walau sangat berat dijalani.
Proses-proses kekalutan mental yang dialami
oleh seseorang dapat mengerahkan orang tersebut ke arah yang positif maupun
negatif, menurut saya hal ini dipengaruhi oleh pola pikir dan kedewasaan orang
itu dalam menyikapi setiap permasalahan atau konflik yang berlangsung dalam
kehidupannya sendiri. Pola pikir yang saya ingin sampaikan disini adalah cara
yang mendasari bagaimana seseorang melihat masalahnya sendiri hingga ia
memikirkan solusi atau pemecahan masalahnya itu. Seseorang yang memiliki pola
pikir baik dan berwawasan luas akan melihat masalah yang dihadapinya sebagai
sebuah kesempatan untuk mencapai kebahagiaan yang ada di balik kesusahannya,
sedangkan seseorang dengan pola pikir yang buruk dan sempit akam melihat
masalahnya sebagai tembok raksasa yang akan terus menghalangi dan membayangi
hari-harinya dengan kegelapan dan penderitaan. Sehingga seseorang dengan pola
pikir yang luas akan terarah dengan sendirinya pada tindakan positif, dan
sebaliknya orang dengan pola pikir sempit akan mengarah pada tindakan-tindakan
negatif dan frustasi.
Tidak jauh berbeda dengan tingkat kedewasaan
seseorang dalam menghadapi masalah yang dihadapinya, suatu masalah akan
ditindaklanjuti secara terkendali dan kritis oleh seseorang yang memiliki
kematangan dalam berpikir dan hal ini akan sangat dipengaruhi oleh kadar
kedewasaan seseorang. Seseorang yang memliki kadar kedewasaan yang cukup tinggi
dalam menghadapi masalahnya ia selalu menganalisa dengan tenang dan mencari
jalan keluar yang terbaik untuk setiap permasalahan yang ia hadapi, sedangkan
seseorang dengan tingkat kedewasaan yang kurang akan mengatasi masalahnya
dengan tergesa-gesa dan ceroboh, sehingga seseorang yang memiliki pola pikir
yang kurang matang atau kurang dewasa akan cenderung terbawa oleh lingkungan
tempat ia berada, ia akan sangat mudah terjerumus ke arah yang negatif
dibandingkan orang yang memiliki pola pikir yang dewasa.
http://ariantocahyadi.blogspot.com/2011/02/bab3-manusia-dan-penderitaan.html
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf
http://masuk.blogrezzaprawiratama.co.cc/2010/04/kekalutan-mental.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-penderitaan.html
http://pipitembem23.wordpress.com/2011/06/03/penderitaan/
0 komentar:
Posting Komentar