1.
Pengertian Kesusastraan
Sebelumnya kita sudah tidak asing
dengan kata “Manusia” ataupun “Kesusatraan”. Kalau di penulisan sebelunnya saya
telah menjelaskan tentang apa pengertian dari manusia. Sekarang, saya akan
menjelaskan apa arti dari “Kesusastraan”? dan bagaimana kaitan antara manusia dengan
kesusatraan.
Namun, sebelumnya saya akn
menjelaskan pengertian sastra. Sastra yaitu merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti “teks yang mengandung
instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar śās- yang berarti “instruksi”
atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan
tertentu.
Dan Negara Indonesia merupakan satu
dari sekian banyak Negara dimana budayanya berkaitan erat dengan kesusastraan.
Peranan sastra sangat luas, namun pada umumnya adalah untuk meluangkan isi hati
(perasaaan), kadang juga hanya digunakan sebagai pengingat atau symbol dari
masa lalu. Sastra itu sendiri sangat erat kaitannya dengan bahasa. Dapat
dikatakan bahwa bahasa adalah partikel-partikel yang menyusun suatu karya
sastra. Sama halnya dengan kehidupan kita, semua manusia sangat memerlukan
bahasa baik untuk mengembangkan diri, memberi informasi dan bahkan hanya
sekedar mendapat informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa semua manusia (khususnya
bangsa Indonesia) tidak asing dengan sastra. Hal ini adalah alasan atau
penyebab mengapa rakyat Indonesia selalu mempelajari sastra.
Seni, adalah manifestasi keindahan
manusia yang diungkapkan melalui penciptaan suatu karya seni. Seni lahir
bersama dengan kelahiran manusia. Keduanya erat berhubungan dan tidak bisa
dipisahkan. Dimana ada manusia disitu ada kesenian. Seni terdiri atas bermacam-macam
jenisnya. Contoh sederhana yaitu seni musik, seni patung, seni lukis, seni
teater, seni memasak, seni suara, dsb. Selera setiap orang pastinya
berbeda – beda bahkan ada yang memang suka menyanyi atau bermain musik dan ada
juga yang lebih senang jika mereka hanya sekedar menjadi pendengar atau
pengnikmat.
Selain itu, kita tahu bahwa daerah –
daerah di Indonesia ini pun mempunyai budaya seni yang beranekaragam. Jadi
dapat dibayangkan betapa kayanya Indonesia dalam hal seni dan budaya. Apa
hubungan sastra dan seni ? Dapat dikatakan bahwa sastra adalah bagian dari
seni. Berbeda dengan seni musik yang mengapresiasikan perasaanya terhadap alat
musik, dengan sastra kita dapat meluangkan perasaan kita baik lewat puisi,
prosa atau jenis – jenis karya sastra lainnya.
2. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa
Dari
semasa bangku sekolah, kita tentu telah belajar apa itu prosa? Prosa adalah suatu jenis tulisan yang
dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm)
yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan
prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Adapun
seperti yang kita ketahui, bahwa prosa banyak jenisnya.
Jenis-jenis prosa
Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis:
- Prosa naratif
- Prosa deskriptif
- Prosa eksposisi
- Prosa argumentatif
Prosa baru Meliputi :
- Cerpen : Suatu bentuk prosa naratif fiktif,cenderung padat dan langsung pada tujuannya,mengandalkan teknik teknik sastra seperti tokoh,plot,tema bahasa dan insight.
- Novel : Karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,biasanya berbentuk cerita.
- Biografi : Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
- Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.).
- Kritik : karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan- alasan
Prosa lama meliputi :
- Dongeng : Cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi.
- Hikayat : Cerita pelipur lara yang sulit diterima akal,merupakan cerita rekaan,namun memiliki pesan dan amanat bagi pembacanya.
1.
Bersifat istana centris
2.
Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3.
Berkembang secara stetis
4.
Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5.
Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6.
Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7.
Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri
- Sejarah : Kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul keturunan.
- Epos : Cerita yang biasanya diambil dari sebuah buku yang dibuat seseorang di masa lalu. Contoh: epos Ramayana, epos Mahabarata.
- Cerita Pelipur Lara : Kisah yang menyenangkan dan bersifat menghibur.
3. Nilai-nilai dalam prosa fiksi.
Terdapat pula jenis prosa lain yaitu
prosa friksi. Prosa fiksi yaitu cerita rekaan dan diartikan sebagai bentuk
cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur
yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Berdasarkan narasumber yang didapat,
berikut adalah nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
a. Prosa fiksi memberikan
kesenangan: prosa ini dapat membuat pembaca sehingga pembaca seperti
mengalami cerita tersebut sendiri.
b. Prosa fiksi memberikan informasi:
kita bisa mendapatkan informasi hingga yang sangat asing dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
d. Prosa memberikan keseimbangan wawasan.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dibagi dua,yaitu
:
a) Karya sastra yang menyuarakan aspirasi
zamannya.
(yaitu mengajak
pembaca mengikuti yang dikehendaki zamannya).
b) Karya sastra yang menyuarakan
gejolak zamannya.
(yaitu mengajak pembaca untuk
merenung).
4. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi
Setiap orang pasti sudah tidak asing
dengan kata-kata puisi, bahkan hampir kebanyakan orang pernah membaca puisi
baik sekolah, membuat puisi itu sendiri ataupun saat mendapat puisi dari pacar.
Apa itu puisi? Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan
manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa artistik/estetik yang padu dan
utuh dipadatkan kata-katanya.
Kreatifitas penyair dalam membangun
puisinya biasanya disertai dengan :
1) Penggunaan majas – majas. Figura
bahasa gaya personifikasi,metafora,perbandingan
alegori,sehingga puisi menarik.
2) Kata-kata yang ambiquitas,yaitu
kata-kata yang bermakna ganda.
3) Kata-kata yang berjiwa,yaitu
kata-kata yang sudah berisi suasana tertentu,berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair
sehingga terasa hidup.
4) Kata yang berkonotatif yaitu
kata-kata yang sudah diberi nilai-nilai,rasa,dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5) Kata pengulangan
Sebagai contoh :
Aku
(Chairil Anwar)
Kalau sampai waktuku ‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang
menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang
pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Dapat kita dilihat pada puisi
tersebut mengandung penggunaan majas, kata-kata ambiguitas, kata-kata berjiwa
(semangat) dan kata-kata berkonotasi. Alasan yang mendasari penyajian puisi
pada perkuliahan IBD yaitu karena :
a)
Kaitan
antara puisi dan kehidupan seseorang
Puisi dapat
menggambarkan apa yang sedang dirasakan penulis. Selain itu juga sebagai alat
untuk mengingat masa lalu.
b)
Kaitan
antara puisi dan kesadaran individual
Lewat puisi
pembaca dapat mengetahui isi pikiran sang penulis
c)
Kaitan
antara puisi dan kesadaran sosial.
Puisi
memberitahukan manusia sebagai mahluk sosial yang terlibat dalam isue dan
problem sosial.
Secara imajinatif puisi menafsirkan situasi dasar
manusia sosial berupa :
* Penderitaan atas ketidakadilan.
* Perjuangan untuk kekuasaan.
* Konflik dengan sesamanya.
* Pemberontakan kepada hukum Tuhan.
1 komentar:
teman jangan lupa yah masukin link gunadarmanya k dalam blog kamu. Sebagai salah satu mahasiswa gunadarma ayo donk masukin link gunadarmanya, misalkan:
www.gunadarma.ac.id
www.studentsite.gunadarma.ac.id
www.baak.gunadarma.ac.id
www.ugpedia.gunadarma.ac.id
:)
Posting Komentar